Pages

Rabu, 30 Maret 2011

Awal blue yang musnah ( PART I)

Senja dengan udara dingin sehabis hujan di sore itu. Duduk di teras sambil menatap langit yang dapat mengembalikan semangatku dikala jenuh. Yeah langit yang cerah dengan warna biru yang lembut diselimuti awan putih yang selalu setia bersamanya.

Aku yang punya kenangan dengan warna biru langit. Bahkan janji yang terikat.
Janji dan kenangan itu yang selalu memberi semangad dalam hidupku. yang memberi nehat, petuah entah apa yang sering disebut sejenisnya. Namun waktu dan takdir berkata lain.Takdir Ilahi tak ada yang tahu apa dan kapan terjadi hingga membuat hati serasa tersayat tajam dan bisa dikatakan ada obatnya. Air mata, rasa pedih, hingga jengkel itu yang menjadi temanku hingga kurang lebih 3 bulan lamanya.

Rasa sayang yang selama ini aku inginkan dari seorang kakak laki-laki telah kudapatkan, namun semua itu sirna karna aku bukanlah yang utama lagi dalam kesehariannya. Dia pergi dengan hidup yang baru. Meski saat itu dia jujur dan berkata kalau semua yang dia alami bukanlah harapan dan kebahagiannya. Tak kupercaya karena hatiku telah tersakiti olehnya.

Lambat laun aku bisa menerima dengan tabah kenyataan pahit ini, namun rasa sakid, cemburu lebih tepatnya itu masih berbekas dalam hatiku. Aku yang butuh kasih sayang, aku yang butuh perhatian dari seorang kakak laki-laki namun bukan berarti ku tak hargai dari kasih sayang dari kakak kandungku. "aku akan selalu sayang kamu dan gag mau kalau kamu dekat dengan laki-laki lain karena aku gag sanggup liat kamu tersakiti". tapi semua itu hanya perkataan, tapi kadang aku berpikir mungkit semua akan tersirat tapi semua itu tak ada tanda satupun.

Akhirnya tak sengaja Allah mempertemukan ku dengan seorang laki-laki yang mempunyai karakter yang sama dengan dirinya, namun memang tak sama plek tapi ada yang sama, dan akhirnya...................................